Selasa, 05 April 2016

SEJARAH TES PSIKOLOGI

Sejarah Tes Psikologi

Rangkuman Sejarah Tes Psikologi
2200 SM
Pemerintahan kerajaan Cina mulai mengadakan tes seleksi penerimaan pegawai baru
Yunani Kuno
Kerajaan Yunani Kuno mulai mengadakan tes untuk evaluasi proses pendidikan
Abad Pertengahan
Universitas di Eropa mulai menggunakan test untuk pendidikan formal
1837
Seguin mempelopori pemberian pelatihan bagi penderita retardasi mental dan memberikan perhatian pada aspek diskriminasi sensoris dan pengembangan kendali motorik pada anak. Dasar ini kemudian menjadi dasar dari tes inteligensi non verbal
1838
Esquirol mempublikasikan Mental Retardation (MR) berdasarkan macam dan tingkat gangguannya
1884
Francis Galton mengadministrasikan test battery pertama untuk ribuan orang di International Health Exhibit
1890
James McKeen Cattel menggunakan istilah tes mental di dalam menggunakan alat tes battery yang diciptakan Galton
1897
Ebbinghaus mengembangkan tes aritmatic, memory span, dan sentence completion
1901
Clark Wissler menemukan fakta bahwa Brass Instrument tidak memiliki korelasi dengan pencapaian nilai akademik seseorang
1905
Binet dan Simon menemukan tes kecerdasan modern pertama
1913
Robert Yerkes menciptakan Army Alpha dan Army Beta untuk merekrut sukarelawan perang dunia pertama
1916
Lewis Terman merevisi alat tes Binet dan Simon maka lahirlah Stanford dan Binet
1917
Robert Woodworth menciptakan Personal Data Sheet, alat tes kepribadian yang pertama
1920
Rorschach Inkblot ditemukan oleh Herman Rorschach
1921
Psychological Corporation, peneliti utama dari alat-alat tes psikologi didirikan oleh Cattell, Thorndike dan Woodworth
1925
Berkembangnya SAT (Scholastic Aptitude Test) oleh Bingham dan teman-temannya dan dikembangkan kembali oleh Spearman, Thurstone, Kelly
1927
Edisi Pertama Strong Vocational Interest Blank diterbitkan
1939
Weschler Bellevue Intelegence Scale diterbitkan
1942
Minnesota Multiphasic Personality Inventory diterbitkan
1949
Weschler Intelegence Scale untuk anak-anak diterbitkan

Prinsip-prinsip Dalam Pelaksanaan Psikodiagnostik
     1.     Memberikan perlakuan yang sama pada semua individu yang hendak dites, meliputi:
§  Interaksi yang sama antar klien dan psikolog.
§  Situasi pengetesan yang sama (administrasi dan penyediaan lingkungan). Misalnya, ada suatu pengalaman, klien yang dites memakai meja hasilnya beradadengan yang tidak memakai meja (lebih rendah). Pemberian perlakuan yang sama itu untuk memperoleh hasil: kordar tiap individu dapat dibandingkan, dan individu menjadi variabel bebas dalam situasi pengetesan.
    2.     Ada kesadaran individu untuk menjalani psikodiagnostik, sebab jika tidak ada kesadaran, tentulah hasilnya tidak sesuai dengan tujuannya.
   3.     Tersedia sarana dan prasarana untuk pemeriksaan psikologis, misalnya ada macam-macam tes yang diperlukan; ruang pemeriksaan memadai, waktunya cocok dan cukup.
§  Biaya pemeriksaan terjangkau oleh klien.
§  Psikologinya memang professional untuk tugas tersebut dan merahasiakan data klien.

Proses dalam Psikodiagnostik
Meliputi dua hal, yakni:
   1.     Proses informal, melalui pandangan seseorang menilai individu dalam kesehariannya dan biasanya terjadi kesalahpahaman (kesan). Kesalahan yang umumnya terjadi dalam proses informal :
1)     Kesalahan dari penilai
a)     Hearsay (Desasdesus): desas-desus tentang orang yang dinilai
b)    Hallo effect: kecenderungan untuk menilai seseorang dengan menggeneralisasikan penilaian (baik positif maupun negatif)
c)     Stereotipe: penilaian yang dipengaruhi oleh pandangan/ keyakinan tertentu. Misalnya ras, etnis, agama, dan prasangka.
d)    Leneincy effect (efek sikap lunak): sikap lunak dan atau penuh toleransi atas tingkah laku orang lain (biasanya yang negatif) karena ingin disebut ramah atau sopan
e)     Mood (suasana hati):  memberi pengaruh yang besar dalam impresi pertama
f)     Proyeksi: memindahkan hal-hal yang ada dalam diri atau sifat-sifat diri, seolah-olah sifat itu ada pada orang lain.
2)     Kesalahan dari yang dinilai
a)     Karakteristik orang yang sulit dinilai, misalnya orang yang pandai bermain peran
b)    Kecenderungan untuk menampilkan diri/ kesan yang sebaik-baiknya
c)     Bersikap pura-pura, bermuka dua, curang, menyembunyikan diri yang sebenarnya.

    2.     Proses formal, melalui kegiatan yang sistematis dan terarah sehingga diperoleh data yang objektif dan akurat. Pendekatan dalam proses formal:
1)     Pendekatan klinis
Tujuannya untuk memperoleh gambaran kepribadian individu sehingga dapat menetapkan treatment/terapi yang paling sesuai untuk individu tersebut. Metode yang digunakan:
§  Metode langsung : kontak langsung dengan individu yang diperiksa, misal: observasi & interview
§  Metode tidak langsung :  misalnya lewat tes proyeksi
2)     Pendekatan objektif
Merupakan suatu usaha untuk mengukur kemampuan dan kepribadian individu dengan lebih objektif. Metode yang digunakan :
§  Metode langsung : misalnya vocational interest
§  Metode tidak langsung : MMPI

Metode dan teknik Psikodiagnostika
Ada beberapa metode dalam psikodiagnostika, yaitu :
  1.     Observasi
            Observasi adalah metode yang dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap subjek yang diteliti. Alat utama yang digunakan dalam metode observasi adalah panca indera. Dalam arti sempit :observasi adalah pengamatan langsung terhadap subjek yang diteliti, baik dalam situasi alami maupun situasi buatan. Dalam arti luas: observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu.
            Tujuan observasi adalah untuk memperoleh data mengenai subjek, yang tidak dapat diperoleh dari metode lain. Disamping itu observer akan lebih berfokus pada penemuan dalam proses observasi, dibandingkan dengan pembuktian teori.
Jenis-jenis observasi :
a.     Observasi Non Partisipan, adalah kegiatan observasi dimana observer tidak ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan observe. Kelemahannya observe akan mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, sehingga ada kemungkinan perilakunya dibuat-buat.
b.    Observasi Partisipan, adalah kegiatan observasi dimana observer ikut terlibat dalam kegiatan yang dilakukan observe
c.     Observasi dalam situasi eksperimental, adalah kegiatan yang memunculkan gejala tertentu secara disengaja, yang kemudian di observasi
  2.     Wawancara
            Wawancara atau interview merupakan percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara interviewee dan interviewer. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh interviewee. Kelebihan wawancara :
a.     Tidak membutuhkan peralatan atau perlengkapan khusus
b.    Dapat dilakukan dimana saja, selama situasi mendukung
c.     Merupakan hal umum dalam interaksi sosial sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel tentang perilaku verbal dan non-verbal individu secara bersamaan
d.    Memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi. Interviewer bebas melakukan inquiry (pendalaman) terhadap topic pembicaraan.
            Namun terdapat juga kelemahannya yaitu dapat terdistorsi oleh karakteristik dan pertanyaan intervewer, interviewee, dan oleh situasi pada saat wawancara berlangsung.
Jenis-jenis wawancara :
a)     Wawacara bebas: wawancara yang tidak memiliki arah pembicaraan yang jelas. Sering disebut juga sebagai wawancara tidak berstruktur. Kelebihan wawancara ini adalah pembicaraan berlangsung dalam suasana bebas dan santai. Kelemahannya adalah pembicara akan mudah menyimpang kearah lain atau tidak focus pada inti pembicaraan.
b)    Wawancara berstruktur: wawancara yang memiliki topic pembicaraan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Kelebihan wawancara ini adalah isi pembicaraan akanlebih focus. Kelemahannya terlalu bersifat formal dan kaku, sehingga memungkinkan subjek untuk tidak berterus terang dalam menjawab pertanyaannya.
c)     Wawancara terarah: merupakan teknik wawancara yang menggabungkan teknik keduanya. Dimulai dengan bentuk tidak berstruktur lalu kemudian menjadi bentuk terstruktur.

  3.     Tes Psikologi
            Metode tes psikologi dapat membantu memperoleh gambaran diri subjek. Kelebihan dari tes psikologi adalah bentuknya yang standar sehingga mengurangi bias yang mungkin muncul selama proses pemeriksaan berlangsung. Respon yang diberikan diubah dalam bentuk skor dan dapat dibuat analisis kuantitatif. Skor yang didapat kemudian diinterpretasikan sesuai dengan norma yang ada.
SYARAT TES YANG BAIK :
·         Valid
·         Reliabel
·         Distandardisasi
·         Obyektif
·         Diskriminatif
·         Komprehensif
·         Mudah digunakan

  4.     Analisa Dokumen & Riwayat Hidup
            Dokumen yang dapat dianalisa berupa ijazah sekolah, arsip pekerjaan, catatan medis, buku harian, tabungan, surat, dsb. Data dalam bentuk dokumen ini memiliki kelebihan karena dapat terhindar dari distorsi memori, jenis respon, motivasi atau faktor situasional.


Klasifikasi Tes Psikologis
            Tes sangat banyak macamnya sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik mengenai tes perlu dilakukan klasifikasi. Untuk membuat klasifikasi tes hendaklah ditinjau dari beberapa segi.
·        Bila ditinjau dari banyaknya orang yang dites,dibedakan atas:
1.     Tes individual adalah jenis tes yang hanya dapat melayani untuk seseorang individu saja dalam satu waktu.contohnya test WISC dan WAIS.
2.     Tes kelompok adalah tes yang dapat melayani sekelompok testi dalam suatu waktu,Tes kelompok ini lebih ekonomis jika dibandingkan dengan tes individual sebab dalam waktu singkat dapat diperoleh banyak individu yang dites contohnya adalah ulangan-ulangan yang diberikan oleh guru, tes standar progresif matriks dan  sebagainya.
·        Bila ditinjau dari segi waktu yang disediakan dibedakan atas:
1.     Tes kecepatan (speed test) yaitu tes yang mengutamakan kecepatan waktu dalam mengerjakan tes atau waktu untuk mengerjakan tes sangat terbatas. Contoh jenis tes ini arithemitical reasoning, tes klerikal dan sebagainya.
2.     Tes kemampuan (power test) yaitu jenis tes yang dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana kemampuan seseoarng dalam mengerjakan tes. Soal waktu tidak dituntut terlalu ketat. Contoh jenis tes ini general comprehension test,tes SPM dan sebagainya.
·        Bila ditinjau dari segi materi tes dibedakan atas:
1.     Tes verbal adalah tes yang menggunakan bahasa (baik lisan maupun tulisan). Karena itu orang yang dites harus bias membaca dan menulis.
2.     Tes non verbal adalah tes yang item-itemnya tidak terdiri dari bahasa,tetapi terdiri dari bahasa tetapi terdiri dari gambar-gambar,garis-garis dan sebagainya. Contoh jenis tes ini adalah tes CFIT, tes SPM, tes Army Beta dan sebagainya.
·        Bila ditinjau dari segi aspek manusia yang dites dibedakan atas:
1.     Tes psikis adalah tes untuk mengetahui keadaan fisik testi, contohnya: tes aerobik.
2.     Tes psikis adalah tes untuk mengetahui keadaan atau kemampuan mental testi, contohnya adalah tes intelegensi, tes bakat dan sebagainya.
·        Bila ditinjau dari segi aspek mental yang dites dibedakan atas:
1.     Tes kepribadian seperti tes Rorschah, wartegg dan sebagainya
2.     Tes intelegensi
3.     Tes bakat
4.     Tes prestasi belajar
·        Bila ditinjau dari segi penciptanya:
1.     Tes Rorschah       
2.     Tes Binet-simon
3.     Tes Wechsler
4.     Tes kraeppelin
5.     Tes kuder dan sebagainya

Jenis Tes Psikologi
1.     Test WAIS (Weschler Intellegence Scale for Children)
Merupakan test yang digunakan untuk mengukur intelegensi seseorang dengan rentang usia 16-74 tahun. Kegunaan yaitu untuk Mental Deterioration (MD) yang  mengalami penurunan perkembangan mental.
2.     Test CFIT (Culture Fair Intellegence Test)
Digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Untuk membedakan tingkatan intelegensi, penetuan terapi yang benar serta program pendidikan sesuai karakter anak, dan hal-hal kepegawaian.
3.     Test DAT (Differntial Applitude Test)
Test ini untuk mengukur bakat pada seseorang. Dapat membantu seseorang dalam membuat keputusan terhadap rencana-rencana baik kerja maupun sekolah, dapat pula untuk mendiagnosa masalah-masalah pendidikan pada anak
4.     Test Kuder Preference Record Vocational
Digunakan untuk mengukur minat seseorang sehingga bisa ditentukan kualifikasi jabatan yang sesuai dengan minat.
5.     Test Lee-Thorpe
Merupakan test yang digunakan untuk membantu individu dalam inventori minat jabatannya.
6.     Test EPPS (Edward Personality Preference Schedule)
Merupakan test yang digunakan untuk mengukur kepribadian seseorang.
7.     Test Standford Binet
Merupakan test intelegensi yang sasaran utamanya adalah anak-anak dan balita. Dengan test ini, dapat diketahui usia mental seseorang, termauk juga untuk mengetahui indikasi kelainan mental dari tingkatan IQ yang rendah dan juga untuk mengetahui tingkat kemunduran mental yang dialami orang dewasa.


DAFTAR PUSTAKA
Aiken, L.R., & Gtoth, M.G. (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi, Jilid 1. (Ed.12). Jakarta: PT. Indeks.
Anastasi, A.,& Urbina, S. (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh (Terj.). Jakarta: PT. Indeks.
Azwar, S. (2009). Dasar-dasar Psikometri. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daruma, A. R. (2003). Penggunaaan Tes Psikologis. Makassar: FIP-UNM.
Kifudyartanta. (2009). Pengantar Psikodiagnostik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Markam, S.S. (1990). Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran Dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Sukardi, D.K. (2003). Analisis Tes Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta.
Terlaak, J.J.F. (1996). Psychodiagnostics: Content 

1 komentar:

  1. hai kak, postingan kakak sangat membantu tugas saya. saya mau tanya sumber sejarah tes psikogi dari buku apa ya kak? terimakasih

    BalasHapus