Sejarah Tes Psikologi
Rangkuman
Sejarah Tes Psikologi
|
|
2200 SM
|
Pemerintahan
kerajaan Cina mulai mengadakan tes seleksi penerimaan pegawai baru
|
Yunani Kuno
|
Kerajaan Yunani Kuno mulai mengadakan tes untuk evaluasi
proses pendidikan
|
Abad
Pertengahan
|
Universitas
di Eropa mulai menggunakan test untuk pendidikan formal
|
1837
|
Seguin mempelopori pemberian
pelatihan bagi penderita retardasi mental dan memberikan perhatian pada aspek
diskriminasi sensoris dan pengembangan kendali motorik pada anak. Dasar ini
kemudian menjadi dasar dari tes inteligensi non verbal
|
1838
|
Esquirol
mempublikasikan Mental Retardation (MR)
berdasarkan macam dan tingkat gangguannya
|
1884
|
Francis Galton mengadministrasikan
test battery pertama untuk ribuan orang di International Health Exhibit
|
1890
|
James McKeen
Cattel menggunakan istilah tes mental di dalam menggunakan alat tes battery
yang diciptakan Galton
|
1897
|
Ebbinghaus mengembangkan tes
aritmatic, memory span, dan sentence completion
|
1901
|
Clark Wissler
menemukan fakta bahwa Brass Instrument tidak memiliki korelasi dengan
pencapaian nilai akademik seseorang
|
1905
|
Binet dan Simon menemukan tes
kecerdasan modern pertama
|
1913
|
Robert Yerkes
menciptakan Army Alpha dan Army Beta untuk merekrut sukarelawan perang dunia
pertama
|
1916
|
Lewis Terman merevisi alat tes Binet
dan Simon maka lahirlah Stanford dan Binet
|
1917
|
Robert
Woodworth menciptakan Personal Data
Sheet, alat tes kepribadian yang pertama
|
1920
|
Rorschach Inkblot ditemukan oleh
Herman Rorschach
|
1921
|
Psychological
Corporation, peneliti utama dari alat-alat tes psikologi didirikan oleh
Cattell, Thorndike dan Woodworth
|
1925
|
Berkembangnya SAT (Scholastic Aptitude
Test) oleh Bingham dan teman-temannya dan dikembangkan kembali oleh Spearman,
Thurstone, Kelly
|
1927
|
Edisi Pertama
Strong Vocational Interest Blank
diterbitkan
|
1939
|
Weschler Bellevue Intelegence Scale diterbitkan
|
1942
|
Minnesota Multiphasic Personality Inventory diterbitkan
|
1949
|
Weschler Intelegence Scale untuk anak-anak diterbitkan
|
Prinsip-prinsip
Dalam Pelaksanaan Psikodiagnostik
1. Memberikan perlakuan
yang sama pada semua individu yang hendak dites, meliputi:
§
Interaksi
yang sama antar klien dan psikolog.
§
Situasi
pengetesan yang sama (administrasi dan penyediaan lingkungan). Misalnya, ada
suatu pengalaman, klien yang dites memakai meja hasilnya beradadengan yang
tidak memakai meja (lebih rendah). Pemberian perlakuan yang sama itu untuk
memperoleh hasil: kordar tiap individu dapat dibandingkan, dan individu menjadi
variabel bebas dalam situasi pengetesan.
2. Ada kesadaran individu
untuk menjalani psikodiagnostik, sebab jika tidak ada kesadaran, tentulah
hasilnya tidak sesuai dengan tujuannya.
3. Tersedia sarana dan
prasarana untuk pemeriksaan psikologis, misalnya ada macam-macam tes yang
diperlukan; ruang pemeriksaan memadai, waktunya cocok dan cukup.
§
Biaya
pemeriksaan terjangkau oleh klien.
§
Psikologinya
memang professional untuk tugas tersebut dan merahasiakan data klien.
Proses
dalam Psikodiagnostik
Meliputi dua hal,
yakni:
1. Proses informal,
melalui pandangan seseorang menilai individu dalam kesehariannya dan biasanya
terjadi kesalahpahaman (kesan). Kesalahan yang umumnya terjadi dalam proses
informal :
1)
Kesalahan
dari penilai
a)
Hearsay
(Desasdesus): desas-desus tentang orang yang dinilai
b)
Hallo
effect: kecenderungan untuk menilai seseorang dengan menggeneralisasikan
penilaian (baik positif maupun negatif)
c)
Stereotipe:
penilaian yang dipengaruhi oleh pandangan/ keyakinan tertentu. Misalnya ras,
etnis, agama, dan prasangka.
d)
Leneincy
effect (efek sikap lunak): sikap lunak dan atau penuh toleransi atas tingkah
laku orang lain (biasanya yang negatif) karena ingin disebut ramah atau sopan
e)
Mood
(suasana hati): memberi pengaruh yang
besar dalam impresi pertama
f)
Proyeksi:
memindahkan hal-hal yang ada dalam diri atau sifat-sifat diri, seolah-olah
sifat itu ada pada orang lain.
2)
Kesalahan
dari yang dinilai
a)
Karakteristik
orang yang sulit dinilai, misalnya orang yang pandai bermain peran
b)
Kecenderungan
untuk menampilkan diri/ kesan yang sebaik-baiknya
c)
Bersikap
pura-pura, bermuka dua, curang, menyembunyikan diri yang sebenarnya.
2. Proses formal, melalui
kegiatan yang sistematis dan terarah sehingga diperoleh data yang objektif dan
akurat. Pendekatan dalam proses formal:
1)
Pendekatan
klinis
Tujuannya untuk
memperoleh gambaran kepribadian individu sehingga dapat menetapkan
treatment/terapi yang paling sesuai untuk individu tersebut. Metode yang
digunakan:
§ Metode langsung :
kontak langsung dengan individu yang diperiksa, misal: observasi &
interview
§ Metode tidak langsung
: misalnya lewat tes proyeksi
2)
Pendekatan
objektif
Merupakan suatu usaha untuk mengukur kemampuan
dan kepribadian individu dengan lebih objektif. Metode yang digunakan :
§ Metode langsung :
misalnya vocational interest
§ Metode tidak langsung :
MMPI
Metode
dan teknik Psikodiagnostika
Ada beberapa metode dalam
psikodiagnostika, yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah metode yang
dilakukan secara sistematis dan sengaja melalui pengamatan dan pencatatan
terhadap subjek yang diteliti. Alat utama yang digunakan dalam metode observasi
adalah panca indera. Dalam arti sempit :observasi adalah pengamatan langsung
terhadap subjek yang diteliti, baik dalam situasi alami maupun situasi buatan.
Dalam arti luas: observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara tidak
langsung dengan menggunakan alat-alat bantu.
Tujuan observasi adalah untuk
memperoleh data mengenai subjek, yang tidak dapat diperoleh dari metode lain.
Disamping itu observer akan lebih berfokus pada penemuan dalam proses
observasi, dibandingkan dengan pembuktian teori.
Jenis-jenis observasi
:
a. Observasi
Non Partisipan, adalah kegiatan observasi dimana observer tidak ikut terlibat
dalam kegiatan yang dilakukan observe. Kelemahannya observe akan mengetahui
bahwa dirinya sedang diobservasi, sehingga ada kemungkinan perilakunya
dibuat-buat.
b. Observasi
Partisipan, adalah kegiatan observasi dimana observer ikut terlibat dalam
kegiatan yang dilakukan observe
c. Observasi
dalam situasi eksperimental, adalah kegiatan yang memunculkan gejala tertentu
secara disengaja, yang kemudian di observasi
2. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan
percakapan antara dua orang atau lebih yang berlangsung antara interviewee dan
interviewer. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi dimana
interviewer mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh interviewee.
Kelebihan wawancara :
a. Tidak
membutuhkan peralatan atau perlengkapan khusus
b. Dapat
dilakukan dimana saja, selama situasi mendukung
c. Merupakan
hal umum dalam interaksi sosial sehingga memungkinkan untuk mengumpulkan sampel
tentang perilaku verbal dan non-verbal individu secara bersamaan
d. Memiliki
tingkat fleksibilitas yang tinggi. Interviewer bebas melakukan inquiry
(pendalaman) terhadap topic pembicaraan.
Namun terdapat juga kelemahannya
yaitu dapat terdistorsi oleh karakteristik dan pertanyaan intervewer,
interviewee, dan oleh situasi pada saat wawancara berlangsung.
Jenis-jenis wawancara
:
a) Wawacara
bebas: wawancara yang tidak memiliki arah pembicaraan yang jelas. Sering
disebut juga sebagai wawancara tidak berstruktur. Kelebihan wawancara ini
adalah pembicaraan berlangsung dalam suasana bebas dan santai. Kelemahannya
adalah pembicara akan mudah menyimpang kearah lain atau tidak focus pada inti
pembicaraan.
b) Wawancara
berstruktur: wawancara yang memiliki topic pembicaraan yang sudah ditentukan
lebih dahulu. Kelebihan wawancara ini adalah isi pembicaraan akanlebih focus.
Kelemahannya terlalu bersifat formal dan kaku, sehingga memungkinkan subjek
untuk tidak berterus terang dalam menjawab pertanyaannya.
c) Wawancara
terarah: merupakan teknik wawancara yang menggabungkan teknik keduanya. Dimulai
dengan bentuk tidak berstruktur lalu kemudian menjadi bentuk terstruktur.
3. Tes
Psikologi
Metode tes psikologi dapat membantu
memperoleh gambaran diri subjek. Kelebihan dari tes psikologi adalah bentuknya
yang standar sehingga mengurangi bias yang mungkin muncul selama proses
pemeriksaan berlangsung. Respon yang diberikan diubah dalam bentuk skor dan
dapat dibuat analisis kuantitatif. Skor yang didapat kemudian diinterpretasikan
sesuai dengan norma yang ada.
SYARAT TES YANG BAIK
:
·
Valid
·
Reliabel
·
Distandardisasi
·
Obyektif
·
Diskriminatif
·
Komprehensif
·
Mudah digunakan
4. Analisa
Dokumen & Riwayat Hidup
Dokumen yang dapat dianalisa berupa
ijazah sekolah, arsip pekerjaan, catatan medis, buku harian, tabungan, surat,
dsb. Data dalam bentuk dokumen ini memiliki kelebihan karena dapat terhindar
dari distorsi memori, jenis respon, motivasi atau faktor situasional.
Klasifikasi Tes Psikologis
Tes sangat banyak macamnya sehingga untuk mendapatkan orientasi yang baik
mengenai tes perlu dilakukan klasifikasi. Untuk membuat klasifikasi tes
hendaklah ditinjau dari beberapa segi.
·
Bila ditinjau dari banyaknya orang
yang dites,dibedakan atas:
1. Tes individual adalah jenis tes yang hanya dapat melayani
untuk seseorang individu saja dalam satu waktu.contohnya test WISC dan WAIS.
2. Tes kelompok adalah tes yang dapat melayani sekelompok testi
dalam suatu waktu,Tes kelompok ini lebih ekonomis jika dibandingkan dengan tes
individual sebab dalam waktu singkat dapat diperoleh banyak individu yang dites
contohnya adalah ulangan-ulangan yang diberikan oleh guru, tes standar
progresif matriks dan sebagainya.
·
Bila ditinjau dari segi waktu yang
disediakan dibedakan atas:
1. Tes kecepatan (speed test) yaitu tes yang
mengutamakan kecepatan waktu dalam mengerjakan tes atau waktu untuk mengerjakan
tes sangat terbatas. Contoh jenis tes ini arithemitical reasoning, tes klerikal
dan sebagainya.
2. Tes kemampuan (power test) yaitu jenis tes yang
dimaksudkan untuk mengetahui sampai dimana kemampuan seseoarng dalam
mengerjakan tes. Soal waktu tidak dituntut terlalu ketat. Contoh jenis tes ini
general comprehension test,tes SPM dan sebagainya.
·
Bila ditinjau dari segi materi tes
dibedakan atas:
1. Tes verbal adalah tes yang menggunakan bahasa (baik lisan
maupun tulisan). Karena itu orang yang dites harus bias membaca dan menulis.
2. Tes non verbal adalah tes yang item-itemnya tidak terdiri
dari bahasa,tetapi terdiri dari bahasa tetapi terdiri dari
gambar-gambar,garis-garis dan sebagainya. Contoh jenis tes ini adalah tes CFIT,
tes SPM, tes Army Beta dan sebagainya.
·
Bila ditinjau dari segi aspek
manusia yang dites dibedakan atas:
1. Tes psikis adalah tes untuk mengetahui keadaan fisik testi,
contohnya: tes aerobik.
2. Tes psikis adalah tes untuk mengetahui keadaan atau
kemampuan mental testi, contohnya adalah tes intelegensi, tes bakat dan
sebagainya.
·
Bila ditinjau dari segi aspek mental
yang dites dibedakan atas:
1. Tes kepribadian seperti tes Rorschah, wartegg dan sebagainya
2. Tes intelegensi
3. Tes bakat
4. Tes prestasi belajar
·
Bila ditinjau dari segi penciptanya:
1. Tes
Rorschah
2. Tes Binet-simon
3. Tes Wechsler
4. Tes kraeppelin
5. Tes kuder dan sebagainya
Jenis Tes Psikologi
1. Test WAIS (Weschler
Intellegence Scale for Children)
Merupakan test yang digunakan untuk mengukur intelegensi
seseorang dengan rentang usia 16-74 tahun. Kegunaan yaitu untuk Mental
Deterioration (MD) yang mengalami penurunan perkembangan mental.
2. Test CFIT (Culture Fair
Intellegence Test)
Digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang.
Untuk membedakan tingkatan intelegensi, penetuan terapi yang benar serta
program pendidikan sesuai karakter anak, dan hal-hal kepegawaian.
3. Test DAT (Differntial
Applitude Test)
Test ini untuk mengukur bakat pada seseorang. Dapat
membantu seseorang dalam membuat keputusan terhadap rencana-rencana baik kerja
maupun sekolah, dapat pula untuk mendiagnosa masalah-masalah pendidikan pada
anak
4. Test Kuder Preference
Record Vocational
Digunakan untuk mengukur minat seseorang sehingga bisa
ditentukan kualifikasi jabatan yang sesuai dengan minat.
5. Test Lee-Thorpe
Merupakan test yang digunakan untuk membantu individu dalam
inventori minat jabatannya.
Merupakan test yang digunakan untuk mengukur kepribadian
seseorang.
7. Test Standford Binet
Merupakan test intelegensi yang sasaran utamanya adalah
anak-anak dan balita. Dengan test ini, dapat diketahui usia mental seseorang,
termauk juga untuk mengetahui indikasi kelainan mental dari tingkatan IQ yang
rendah dan juga untuk mengetahui tingkat kemunduran mental yang dialami orang
dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Aiken, L.R., & Gtoth, M.G. (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan
Psikologi, Jilid 1. (Ed.12). Jakarta: PT. Indeks.
Anastasi, A.,& Urbina, S. (2007). Tes Psikologi, Edisi ke Tujuh
(Terj.). Jakarta: PT. Indeks.
Azwar, S.
(2009). Dasar-dasar Psikometri.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daruma, A. R.
(2003). Penggunaaan Tes Psikologis.
Makassar: FIP-UNM.
Kifudyartanta.
(2009). Pengantar
Psikodiagnostik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Markam, S.S. (1990). Pengantar
Psikodiagnostik. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran Dan
Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Sukardi, D.K.
(2003). Analisis Tes
Psikologis. Jakarta: Rineka
Cipta.
hai kak, postingan kakak sangat membantu tugas saya. saya mau tanya sumber sejarah tes psikogi dari buku apa ya kak? terimakasih
BalasHapus